Jumat, 12 Juni 2015

Penulisan 1 Bahasa Indonesia 2

Nama               :           Vica Haristantia
NPM               :           17212568
Kelas               :           3EA25

Orang Indonesia Bergantung pada Smartphone
Sebagai negara yang jumlah penduduknya mencapai seperempat miliar jiwa, tidak mengherankan jika Indonesia berada di urutan teratas pengguna smartphone. Namun, apa jadinya jika penduduk Indonesia dalam melakukan aktivitas sehari-hari sangat bergantung pada gadget-nya?
Google merilis riset yang dilakukan Barometer Konsumen bekerja sama dengan Taylor Nelson Sofres (TNS) menunjukkan hasil yang cukup menggembirakan di dunia bisnis informasi teknologi (IT). Dalam satu tahun, masyarakat Indonesia mengalami pertumbuhan cepat dalam mengadopsi smartphone, yakni dari 14 persen menjadi 28 persen. "Sekitar 88 persen orang Indonesia memiliki ponsel. Di masa depan adalah masuk akal jika semua ponselnya akan berupa smartphone," kata Account Strategist Google Indonesia Ricky Tjok.
Indonesia juga merupakan salah satu dari 12 negara di dunia yang penggunaan smartphone lebih tinggi daripada penggunaan komputer dengan perbandingan 28 persen berbanding 15 persen. Ricky menambahkan, dari 62 persen pemakai ponsel pintar di Tanah Air  yang disurvei mengatakan bahwa mereka hanya menggunakan smartphone dan tidak ada alat lain untuk mengakses internet.
Saat ini Indonesia menempati salah satu peringkat teratas di dunia tentang akses internet eksklusif dari smartphone, yakni peringkat pertama di Asia dan peringkat ketiga di dunia. Studi yang diselenggarakan TNS juga menunjukkan, 66 persen orang Indonesia yang berbelanja akan meriset produk menggunakan smartphone sebelum membeli.
Tak hanya itu, 42 persen masyarakat Indonesia mendengarkan dan memutar musik melalui smartphone. Bahkan, setidaknya 59 persen masyarakat Indonesia mencari informasi minimal satu kali dalam sebulan dengan menggunakan ponsel mereka.
1.      Perilaku online
Riset Barometer Konsumen yang mengamati perilaku online secara umum juga menunjukkan angka yang tak kalah luar biasa. Tiket pesawat adalah pembelian online paling populer bagi orang Indonesia, di mana 24 persen peserta mengakui bahwa tiket pesawat terakhirnya dibeli secara online.
Kategori lain yang menempati posisi popular berbelanja melalui online adalah pembelian pakaian yang mencapai 13 persen, hotel 12 persen, dan ponsel 12 persen. "Dengan hampir sepertiga orang Indonesia memakai smartphone, perusahaan dituntut untuk dapat 'bertemu' dengan pelanggan melalui perangkat pintar," ujar Ricky.
Dia menambahkan, di Indonesia, pergerakan menuju seluler telah terjadi dan tidak dapat diabaikan. Karena itu, pebisnis yang cermat perlu mengejar kemajuan pelanggan agar tetap relevan dalam lingkungan yang semakin cepat ini.
Mantan ketua Asosiasi Telekomunikasi Seluler Indonesia (ATSI) Sarwoto Atmosutarno mengomentari tingginya pertumbuhan penggunaan smartphone di Tanah Air. Menurut dia, pasar ponsel pintar umumnya didominasi oleh social media user dan anak muda. Mereka yang mendorong user experience dalam hal kenyamanan.
Menurut Sarwoto, harga tidak menjadi hambatan bagi konsumen karena produsen Cina siap menjual smartphone dengan harga 50 dolar AS per unit, bahkan bisa lebih murah. Harga yang terjangkau tersebut sangat berpengaruh pada daya beli masyarakat Indonesia.
"Operator juga bisa kasih bandwidth murah karena volume besar. Jadi wajarlah kalau pertumbuhan smartphone di Indonesia pesat," katanya. Lebih jauh Sarwoto menjelaskan dampak yang timbul dengan pertumbuhan pemakaian smartphone, yakni infrastruktur ICT membutuhkan bandwidth besar. Hal ini  diharapkan bisa didorong ke arah pemakaian yang produktif dan bukan sebaliknya. Perbaikan bandwidth ini juga harus mulai dilakukan sejak usia dini.
Pembatasan jenis content juga perlu dilakukan secara berjenjang dan berlanjut, terutama oleh orang tua, sekolah, komunitas, dan tempat kerja. Selain itu, penting agar ICT dan smartphone diarahkan untuk menunjang proses demokratisasi yang sehat. Hal itu tak lepas dari semua orang yang mempunyai medianya sendiri secara personal. Belum lagi ekonomi tumbuh dengan sangat pesat di era ekonomi digital. "Dampak negatif siber juga harus bisa diantisipasi, seperti kejahatan, plagiarisme, ajaran sesat, terorisme, dan lainnya," tambahnya.
Sementara itu, pengamat teknologi komunikasi dari ICT Studies, Heru Sutadi, mengungkapkan, harga yang murah dengan fitur yang lengkap menjadi alasan perkembangan smartphone begitu pesat setiap tahunnya. Lebih banyaknya smartphone yang digunakan daripada populasi yang ada menunjukkan bahwa pengguna memfungsikan smartphone untuk berbagai kebutuhan.
"Smartphone saat ini bukan hanya untuk bergaya saja, tetapi juga sudah digunakan untuk penunjang pekerjaan," katanya. Hal itu tak terlepas dari fungsi ponsel pintar yang kini sudah bisa menggantikan fungsi personal computer (PC). Meski begitu, tidak semua orang bisa meninggalkan PC lantaran belum semua fungsi PC bisa dijalankan di smartphone.
2.      Indonesia Masuk 5 Besar Negara Pengguna Smartphone
Pengguna ponsel pintar di Indonesia terus meningkat. Bahkan, sebuah lembaga riset menyebutkan bahwa Tanah Air berada di peringkat kelima dalam daftar pengguna smartphone terbesar di dunia. Data tersebut dilansir oleh analis kawakan Horace H. Dediu melalui blognya, asymco.com. Di situ tertulis jika populasi Android telah lebih 1 miliar, sedangkan iOS mencapai 700 juta.
Selain data soal populasi jenis sistem operasi, Dediu juga juga mengurutkan negara mana saja yang memiliki jumlah pengguna smartphone terbesar. Posisi pertama jelas diduduki oleh China. Dengan populasi lebih dari 1 miliar penduduk, Nnegeri Tirai Bambu memiliki jumlah pengguna smartphone terbesar, mencapai 422 juta. Di bawah China, ada Amerika Serikat dengan jumlah pengguna mencapai 188 juta. Tepat di urutan ketiga dan selanjutnya adalah India, Brazil dan Jepang. Dalam data tersebut disebutkan pula Indonesia menduduki posisi 5 besar dengan pengguna aktif sebanyak 47 juta, atau sekitar 14% dari seluruh total pengguna ponsel.


http://www.republika.co.id/berita/koran/trentek/15/03/13/nl524m19-orang-indonesia-bergantung-pada-smartphone

Tidak ada komentar:

Posting Komentar