Nama :
Vica Haristantia
NPM :
17212568
Kelas :
3EA25
1. Pengertian
Laporan Ilmiah
Ø Laporan ilmiah adalah bentuk tulisan
ilmiah yang disusun berdasarkan data setelah penulis melakukan percobaan, peninjauan, pengamatan, atau membaca artikel ilmiah. Laporan ilmiah dibuat
sebagai bukti pertanggungjawaban bawahan/petugas atau tim/panitia kepada
atasannya atas pelaksanaan tugas yang diberikan. Laporan ilmiah harus memuat
data yang tepat dan benar serta objektif dan sistematis sehingga dapat dijadikan
ukuran untuk membuat pertimbangan dan keputusan. Berdasarkan sifat
penyajiannya, laporan dibedakan menjadi laporan formal dan laporan informal.
Ø Unsur-unsur Kerangka Laporan
Bagian awal, terdiri atas :
a.
Halaman judul: judul, maksud, tujuan
penulisan, identitas penulis, instansi asal, kota penyusunan, dan tahun
b.
Halaman pengesahan (jika perlu)
c.
Halaman motto/semboyan (jika perlu)
d.
Halaman persembahan (jika perlu)
e.
Prakata
f.
Daftar isi
g.
Daftar tabel (jika ada)
h.
Daftar grafik (jika ada)
i.
Daftar gambar (jika ada)
j.
Abstak : uraian singkat tentang isi laporan
Bagian Isi, terdiri atas:
a.
Bab I Pendahuluan berisi tentang: Latar
belakang, Identitas masalah, Pembatasan masalah, Rumusan masalah, Tujuan dan
manfaat
b.
Bab II : Kajian Pustaka
c.
Bab III : Metode
d.
Bab IV : Pembahasan
e.
Bab V : Penutup
Bagian Akhir, terdiri atas
a.
Daftar Pustaka
b.
Daftar Lampiran
c.
Indeks : Daftar istilah\
Ø Manfaat Laporan Ilmiah
a.
Melatih untuk mengembangkan keterampilan
membaca yang efektif
b.
Melatih untuk menggabungkan hasil bacaan dari
berbagai sumber
c.
Mengenalkan dengan kegiatan kepustakaan
d.
Meningkatkan pengorganisasian fakta/data
secara jelas dan sistematis
e.
Memperoleh kepuasan intelektual
f.
Memperluas cakrawala ilmu pengetahuan
g.
Sebagai bahan acuan/penelitian pendahuluan
untuk penelitian selanjutnya
2.
Rancangan
Usulan Penelitian
Ø Rancangan
usulan penelitian ini memberi gambaran secara menyeluruh tentang pokok masalah
yang hendak diteliti, teori dan konsep serta data yang dipakai untuk melakukan
penelitian; cara penelitian dilakukan dan hasil yang diharapkan akan dicapai.
Rancangan usulan penelitian ini dipakai untuk menilai apakah seorang calon siap
untuk memasuki tahap kandidat doktor dan mulai melakukan penelitian secara
mandiri.
Ø Manfaat Rancangan Usulan Penelitian
a.
Manfaat Teoritis
Penelitian yang bertitik
tolak dari meragukan suatu teori tertentu disebut penelitian verikatif.
Keraguan terhadap suatu teori, muncul jika teori yang bersangkut tidak bisa
lagi menjelaskan peristiwa-peristiwa aktual yang dihadapi. Pengujian terhadap
teori tersebut dilakukan melalui penelitian empiris, dan hasilnya bisa menolak
atau mengukuhkan, atau merevisi teori yang bersangkutan.
b.
Manfaat Praktis
Pada sisi lain, penelitian
bermanfaat pula untuk memecahkan masalah-masalah praktis. Hampir semua lembaga
yang ada di masyarakat, baik lembaga pemerintahan maupun lembaga swasta,
menyadari manfaat ini dengan menempatkan penelitian dan pengembangan sebagai bagian
integral dalam organisasi mereka.
Kedua manfaat penelitian tersebut merupakan syarat
dilakukannya suatu penelitian, sebagaimana dinyatakan dalam rancangan (desain)
penelitian.
Ø Bentuk Rancangan Usulan Penelitian
Rancangan
usulan penelitian untuk disertasi sekurang-kurangnya memuat unsur-unsur pokok
sebagai berikut :
1. Bagian Awal
a. Judul
penelitian yang direncanakan akan dilakukan.
b. Identitas penyusun rancangan.
c. Tanggal
pengajuan rancangan ke Program Pascasarjana.
2. Bagian Utama
a. Rasional dari judul yang dipilih.
b.
Perumusan masalah, telaah pustaka dan
penelitian terdahulu.
c.
Tujuan dan kegunaan penelitian.
d.
Kerangka pemikiran teoritis.
e.
Rancangan hipotesis, jika dipakai.
f.
Metode penelitian.
g.
Hasil yang diharapkan dan masalah yang
diantisipasi.
h. Jadwal
penelitian
3.
Bagian Akhir
a.
Daftar pustaka sementara.
b.
Daftar riwayat hidup penyusun rancangan.
Uraian
terperinci mengenai unsur-unsur pokok itu akan disaksikan pada Bab III.
Ø Isi Rancangan Usulan Penelitian
A.
Bagian Awal
1.
Judul
Judul rancangan usulan penelitian
diketik dengan huruf kapital. Judul hendaklah cukup ekspresif menunjukkan
dengan tepat masalah yang hendak diteliti. Di bawah judul ditulis kalimat :
“Rancangan
Usulan Penelitian Untuk Disertasi”
2.
Identitas
Penulis
Nama : hanya huruf-huruf pertama yang
diketik dengan huruf Kapital.
3.
Tanggal Pengajuan, ditulis :
Diajukan kepada Program Pascasarjana
Institut Teknologi
Sepuluh Nopember
pada tanggal
………………………….. 20………
B. Bagian Utama
1. Perumusan Masalah
Dalam rancangan usulan penelitian untuk
disertasi, unsur pokok perumusan masalah ini mempunyai peranan lebih penting
dari unsur-unsur pokok lain. Didalam perumusan masalah inilah akan terlihat
kesiapan akademik penyusunan rancangan usulan penelitian itu. Unsur pokok
perumusan masalah ini sekurang-kurangnya harus memuat hal-hal sebagai berikut :
a.
Penjelasan mengenai mengapa masalah yang
dikemukakan dalam rancangan usulan penelitian untuk disertasi itu dipandang
menarik, penting dan perlu diteliti.
b.
Beberapa bukti bahwa masalah tersebut belum
ada jawaban atau pemecahan yang memuaskan.
c.
Letak masalah yang akan diteliti itu dalam
konteks permasalahan yang lebih besar.
Rasional dari judul yang
dipilih. Memberikan nalar dan pembenaran terhadap pemilikan dan
perumusan judul yang dipilih. Pada bagian ini dapat dilengkapi dengan
pertanyaan penelitian, hasil yang diharapkan dan masalah yang diantisipasi.
Uraian tentang perkiraan hasil (kuantitatif/kualitatif) yang diperkirakan akan
dicapai. Diuraikan pula masalah atau hambatan yang diperkirakan akan dihadapi
yang dapat mempengaruhi untuk penelitian.
2. Tujuan dan Kegunaan Penelitian
Dalam fasal tujuan dan kegunaan penelitian
ini disebutkan secara spesifik tujuan-tujuan apa yang dirancangkan akan dicapai
dalam penelitian itu dan kegunaan apa yang akan diperoleh dari penelitian yang
dirancangkan.
3. Kerangka Pemikiran Teoritis
Fasal kerangka pemikiran teoritis memuat
garis-garis besar pemikiran teoritis, termasuk telaah pustaka yang akan
menuntun penyusun dalam membangun teori yang akan disajikan dan diuji dalam
rangka penyusunan disertasi.
4. Hipotesis
Hipotesis, jika ada, hendaklah dirumuskan
dengan tepat dan jelas dalam kalimat berita (kalimat deklaratif) tentang sikap
ilmiah yang diambil terdapat masalah yang hendak diteliti.
5. Metode Penelitian
Pasal metode penelitian memuat hal-hal
sebagai berikut:
a.
Pendekatan dan bentuk/cara yang dipakai untuk
meneliti.
b.
Penjelasan tentang populasi serta rancangan
teknik pengambilan sampel yang akan digunakan dalam penelitian.
c.
Metode pengumpulan data dan alat pengambil
data yang akan digunakan.
d.
Bahan-bahan yang akan dipakai, kalau ada.
e.
Alat-alat perlengkapan yang akan dipakai,
kalau ada.
f.
Teknik atau model analisis yang akan dipakai.
g.
Rancangan aturan-aturan untuk menerima atau
menolak hipotesis.
6. Jadwal Penelitian
Jadwal penelitian dibuat secara cermat,
dengan mempertimbangkan kelayakannya. Jadwal penelitian menunjukkan hal-hal
sebagai berikut :
a.
Tahap-tahap penelitian yang akan dilakukan.
b.
Waktu yang diperlukan untuk melaksanakan
masing-masing tahap, dinyatakan dalam satuan bulan.
c.
Rincian kegiatan untuk tahap masing-masing.
A. Bagian Akhir
1.
Daftar
Pustaka
Penulisan daftar pustaka didasarkan atas
pustaka yang telah dijadikan sumber dalam penyusunan rancangan usulan
penelitian. Tujuan utama penyajian daftar pustaka adalah memberi informasi
mengenai bagaimana orang dapat dengan mudah menemukan sumber yang disebutkan
dalam rancangan usulan penelitian. Hal-hal yang perlu disebutkan dalam daftar
pustaka adalah seperti disebutkan dibawah ini :
a.
Untuk buku :
1.
Nama penulis
2.
Tahun penerbitan
3.
Judul buku
4.
Nama penerbit
5.
Tempat
penerbitan.
b.
Untuk jurnal :
1.
Nama penulis
2.
Tahun penerbitan
3.
Judul tulisan
4.
Nama jurnal
5.
Jilid ( dan nomor )
6.
Halaman.
Ø Contoh Rancangan Usulan Penelitian
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Lumut merupakan tumbuhan darat sejati, walaupun
masih menyukai tempat yang lembab dan basah. Lumut yang hidup di air jarang
kita jumpai, kecuali lumut gambut (sphagnum sp.). Pada lumut, akar yang
sebenarnya tidak ada, tumbuhan ini melekata dengan perantaraan Rhizoid (akar
semu), olehkaren aitu tumbuhan lumut merupakan bentuk peralihan antara tumbuhan
ber-Talus (Talofita) dengan tumbuhan ber-Kormus (Kormofita).Lumut mempunyai
klorofil sehingga sifatnya autotrof. Lumut tumbuh di berbagai tempat, yang
hidup pada daun-daun disebut sebagai epifil.
Lumut merupakan tumbuhan kecil, lembut. Mereka tidak
mempunyai bunga atau biji, dan daun-daun yang sederhananya menutupi batang liat
yang tipis. Tumbuhan lumut merupakan tumbuhan pelopor, yang tumbuh di suatu
tempat sebelum tumbuhan lain mampu tumbuh. Ini terjadi karena tumbuhan lumut
berukuran kecil tetapi membentuk koloni yang dapat menjangkau area yang luas.
Jaringan tumbuhan yang mati menjadi sumber hara bagi tumbuhan lumut lain dan tumbuhan
yang lainnya.Klasifikasi tradisional menggabungkan pula lumut hati ke dalam
Bryophyta.
1.2
RUMUSAN MASALAH
Penulis membatasi laporan ini seputar :
1. Tumbuhan Lumut
2. Perkembangan dan pertumbuhan lumut
3. Pengaruh pemberian cahaya pada tumbuhan lumut
1.3 TUJUAN
PENELITIAN
Tujuan yang ingin dicapai dalam
penulisan laporan ini :
1.
Untuk membuktikan
perbedaan kecepatan pertumbuhan tumbuhan lumut
2.
Untuk menambah
wawasan pengetahuan tentang makhluk hidup.
3.
Untuk mengetahui
dan lebih mengenal tentang tumbuhan lumut.
1.4 MANFAAT
PENELITIAN
Manfaat dari penulisan laporan
ini adalah :
1.
Dapat menentukan
habitat tumbuhan lumut
2.
Dapat
mendeskripsikan proses pertumbuhan tanaman lumut.
3.
Dapat menganalisis
masalah yang terjadi pada proses pertumbuhan.
4.
Dapat memahami
keanekaragaman hayati.
5.
Dapat mengembangkan
potensi usaha dari kerajinan tumbuhan lumut.
1.5 METODE
PENULISAN
Dalam pembuatan laporan ini
dilakukan dengan cara :
1.
Metode observasi.
2.
Membaca beberapa
buku di perpustakaan sekolah.
3.
Mengumpulkan data
dari internet.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
1.1 KAJIAN
TEORI
Berdasarkan teori yang ada, beberapa jenis lumut
memiliki ruang lingkup kehidupan yang luas, namun beberapa hanya berada pada
habitat khusus. Secara umum lumut tidak dapat tumbuh pada habitat kering,
kebanyakan hidup pada tempat yang kelembabannya tinggi, dan teduh. Jika dikaji
secara keseluruhan, dapat dikatakan bahwa kebanyakan lumut memiliki range
ekologi yang agak sempit dan terbatas sehingga tumbuhan lumut mempunyai nilai
penting yang cukup besar sebagai indikator habitat tertentu. Faktor biotik yang
mempengaruhi kehidupan tumbuhan lumut adalah menyangkut masalah kompetisi
diantara tumbuhan lumut itu sendiri, baik untuk mendapatkan makanan maupun
untuk tempat hidupnya. Sedangkan faktor abiotiknya meliputi :
a. Faktor cahaya, Umumnya tumbuhan normal membutuhkan
500 – 1300 lux intensitas cahaya. ( yang akan menjadi bahan percobaan dengan
menggunakan sinar matahari )
b. Faktor temperatur
c. Faktor Air
Intensitas penghisapan air tergantung pada kandungan
air tiap – tiap tumbuhan. Adaptasi tumbuhan lumut dalam pengambilan air :
Endohydric
species, air yang diambil berasal dari substrat dan kemudian dihantarkan secara
internal ke organ daun atau permukaan evaporasi lainnya (sifat permukaan dari
tumbuhan adalah water rapellent/penolak). Umumnya hidup pada substrat yang kaya
nutrien, tempat basah, dan poreus (berpori). Contoh : Polytricaceae,
Mniaceae,Marchantiaceae, dsb.
Ektohydric species, Air mudah diabsorbsi dan hilang
melalui segala permukaan tubuh. Sifat karakteristiknya adalah semua bagian
tubuhnya dapat menghisap dan menyimpan air dari udara. Contoh : Grimiaceae,
Orthitricaceae, lumut hati berdaun, dsb.
a. Faktor angin
b. Faktor edafik, meliputi tanah, humus, dan batuan.
Karena lumut hidup umumnya di atas batuan dan tanah yang berhumus, jadi lumut
dikatakan bersifat saprofit.
1.2 RUMUSAN
HIPOTESIS
Keberadaan tumbuhan lumut disuatu tempat selalu
dipengaruhi oleh faktor lingkungan. Faktor lingkungan tersebut meliputi faktor
biotik dan abiotik. Tumbuhan lumut jarang ditemukan yang bersifat individu,
melainkan hidup berkelompok dan mempunyai bentuk – bentuk kehidupan khusus.
Tumbuhan lumut biasanya tumbuh ditempat yang lembab dan berair meskipun begitu
lumut juga masih membutuhkan suplai sinar matahari yang cukup, akan tetapi
tumbuhan lumut kurang bisa hidup didaerah yang panas dan gersang ditambah lagi
mendapat sinar matahari secara langsung, hal ini menyebabkan tumbuhan lumut
banyak dijumpai di pinggiran sungai, selokan, maupun pada saluran pembuangan.
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 RANCANGAN
PENELITIAN
Rancangan penelitian adalah suatu hal yang penting
dalam suatu penelitian ilmiah, maka penulis menyusunnya sebagai berikut : Identifikasi
variabel, yakni faktor-faktor yang berpengaruh dalam suatu penelitian. Ada
beberapa variabel dalam suatu penelitian. Untuk mengetahui pengaruh suatu
variabel terhadap variabel lainnya. Pengamatan dilakukan terhadap variabel
tersebut, dan mengukur variabel yang di pengaruhinya. Sementara itu, variabel
yang lain dibuat tetap (terkontrol) untuk mengisolir fenomena yang dapat
berpengaruh terhadap pengamatan tersebut. Ada pun variabelnya sebagai berikut :
a. Variabel bebas, yaitu sinar cahaya matahari
b. Variabel tak bebas, yaitu morfologi tumbuhan lumut
(pengukuran terhadap luas dari tumbuhan lumut pada media objek)
c. Variabel terkontrol, yaitu luas kayu, ember, serta
volum air
d. Memilih peralatan yang sesuai dengan penelitian.
e. Melakukan pengamatan akurat, dalam hal ini
adalah melakukan pengamatan terhadap semua objek dalam penelitian pada saat melakukan
penelitian terutama pada alat dan bahan agar tujuan dari penelitian dapat
dicapai. Pengamatan juga bertujuan untuk mencatat semua hal dan peristiwa yang
terjadi pada objek penelitian. Pengamatan dilakukan secara teliti dan akurat
dalam setiap fase penelitiannya.
f. Mengumpulkan data dan hasil penelitian, dalam hal
ini pencatatan data harus jelas guna kelancaran penelitian. Pengumpulan data
ini bertujuan untuk mengamati setiap perubahan yang terjadi.
g. Mengolah dan menganalisis data, pengolahan dan
penyajian data penting agar dapat menganalisis data dengan benar.
Adapun hal yang harus
dianalisis sebagai berikut :
1. Apakah setiap data menghasilkan kurva yang
mulus
2. Apakah ada data diluar kurva
3. Apakah data tersebut dapat diabaikan atau ada suatu
alasan tertentu mengapa hal ini terjadi.
3.2 INSTRUMEN
ALAT DAN BAHAN
Adapun alat-alat yang digunakan
dalam penelitian ini adalah :
1. Ember
2. Gayung
3. Penggaris
4. Pisau
5. Kertas
hvs dan alat tulis
Adapun
bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini :
1. Kayu
2. Air
3.3 JADWAL
DAN LANGKAH-LANGKAH PENELITIAN
1. Menyiapkan alat-alat dan bahan untuk melakukan
penelitian
2. Menyiapkan 2 ember untuk 2 perlakuan, ember yang
digunakan harus sama
3. Tiap-tiap ember di isi air sebanyak 100 ml
agar menjaga kelembaban (tinggi air pada ember 1 cm)
4. Masukan media pertumbuhan lumut berupa kayu
pada kedua ember dengan ukuran :
-
Ukuran Kayu : 10 cm
x 15 cm
-
Letakan kedua
ember pada tempat yang berbeda
-
Ember A :
Diletakan di dekat sumur (tempat lembab) dengan pencahayaan cukup terang
-
Ember B : Diletakan
di halaman depan rumah (panas) dengan pencahayaan sangat terang
5. Setelah beberapa hari lakukanlah pengamatan terhadap
kedua ember tersebut, apakah pada kedua ember tersebut sudah tumbuh lumut
6. Lakukan peninjauan setiap 3 hari sekali, dan
catat hasilnya
7. Apakah terdapat perbedaan pertumbuhan yang terjadi
pada kedua ember ?
8. Olah semua data yang telah terkumpul, kemudian
buatlah grafik perbandingan
9. Tariklah suatu kesimpulan
BAB IV
DATA DAN PEMBAHASAN
4.1 DESKRIPSI DATA
Penelitian ini berlangsung selama 21 hari, dimulai
dari tanggal 7 Agustus 2011 hingga tanggal 28 Agustus 2011. Dalam kurun waktu
tersebut telah terjadi berbagai proses pertumbuhan yang berkaitan dengan
penelitian ini dan kami pun berhasil mengumpulkan data tersebut dan mengolahnya
menjadi suatu laporan ilmiah.
4.2 PEMBAHASAN
Menganalisis data yang di peroleh dari penelitian
secara kualitatif, tempat yang lembab dan mendapat sinar matahari yang cukup
menyebabkan pertumbuhan lumut semakin cepat, sedangkan pada tempat yang
panas dan kering pertumbuhan lumut cenderung sedikit lambat, hal ini disebabkan
karena lumut termaksuk kedalam tumbuhan epifit yang kurang cocok hidup didaerah
yang tandus.
Secara kuantitatif, Lumut adalah sekelompok vegetasi
kecil yang tumbuh pada tempat lembab atau perairan dan biasanya tumbuh meluas
menutupi permukaan,.setiap tempat yang bersuhu kurang 30 derajat dan lembab
pasti mudah untuk di tumbuhi lumut.
Menjelaskan hasil dengan teori yang ada teori
menunjukkan, bahwa tumbuhnya lumut banyak di temukan di tempat-tempat lembab
atau basah karena sangat menunjang pertumbuhannya. Akan tetapi lumut tidak
dapat beradaptasi dengan baik di daerah kering dan panas. Tumbuhan lumut
mempunyai jenis + 25.000 species yang tesebar di seluruh permukaan bumi mulai
dari daerah tropic sampai kedaerah kutub utara.
Pada
umumnya struktur tubuh tumbuhan lumut mempunya ciri –ciri sebagai berikut :
1.
Bentuk tubuhnya pipih
2.
Bersel banyak
3.
mempunyai dinding sel yang tersusun dari selulosa
4.
Melekat pada substartnya
5.
Bersifat Aututrof
6.
Bentuk akar seperti benang-benang
7.
Daunya terdiri atas selapis sel yang mengandung klorofals berbentuk jala
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 KESIMPULAN
Dari hasil penelitian di atas kita dapat menarik
kesimpulan sebagai berikut :
Lumut
ditemukan terutama di area sedikit cahaya / ringan dan lembab. Lumut umum di
area berpohon-pohon dan di tepi arus. Lumut juga ditemukan di batu, jalan di
kota besar. Beberapa bentuk mempunyai menyesuaikan diri dengan kondisi-kondisi
ditemukannya. Beberapa jenis dengan air, seperti Fontinalis antipyretica, dan
Sphagnum tinggal / menghuni rawa.
Tumbuhan
lumut memiliki peran dalam ekosistem sebagai penyedia oksigen, penyimpan air
(karena sifat selnya yang menyerupai spons), dan sebagai penyerap polutan.
Tumbuhan ini juga dikenal sebagai tumbuhan perintis,
mampu hidup di lingkungan yang kurang disukai tumbuhan pada umumnya.
Perkembangan
lumut secara singkat berlangsung sebagai berikut : spora yang kecil dan
haploid, berkecambah menjadi suatu protalium yang pada lumut dinamakan
protonema. Protonema pada lumut ada yang menjadi besar, adapula yang tetap
kecil. Pada protoneme ini terdapat kuncup-kuncup yang tumbuh dan berkembang
menjadi tumbuhan lumutnya.
Jadi
secara garis besar hasil penelitian sesuai dengan teori-teori yang sudah ada
sebelumnya yang dikemukakan oleh para ahli.
5.2 SARAN
Karena keterbatasan informasi dan pengetahuan
tentang proses pertumbuhan lumut ditambah lagi dengan kurangnya pemahaman
tentang pembuatan laporan ilmiah, mengakibatkan terdapat sedikit kesulitan
dalam pembuatan laporan ilmiah ini. Tetapi karena keterbatasan itulah saya
termotivasi untuk menjadi lebih baik.
Maka dari itu saya berharap agar dapat lebih
memahami tentang pembuatan laporan ilmiah dan juga diharapkan agar lebih sering
diadakan pelatihan pembuatan laporan ilmiah, begitupun waktu yang dibutuhkan
agar lebih di perpanjang lagi sehingga dapat dihasilkan laporan ilmiah yang
lebih baik lagi.
s3fkugm.tripod.com/buku_panduan_penyusunan_disertasi.doc
http://rorodestalia.blogspot.com/2014/05/rancangan-usulan-penelitian.html