Nama : Vica
Haristantia
NPM : 17212568
Kelas : 3EA25
Penalaran , Deduksi, dan Induksi
I.
Pengertian Penalaran
Penalaran adalah suatu proses berpikir manusia
untuk menghubung-hubungkan data atau fakta yang ada sehingga sampai pada suatu
simpulan. Data atau fakta yang akan dinalar itu boleh benar dan boleh tidak
benar.
Ø Penalaran Menurut Para
Ahli
a.
Keraf (1985: 5) berpendapat bahwa penalaran adalah suatu proses
berpikir dengan menghubung-hubungkan bukti, fakta, petunjuk, yang menuju kepada
suatu kesimpulan.
b.
Bakry (1986: 1) menyatakan
bahwa penalaran atau reasoning merupakan suatu konsep yang paling
umum menunjuk pada salah satu proses pemikiran untuk sampai pada suatu
kesimpulan sebagai pernyataan baru dari beberapa pernyataan lain yang telah
diketahui.
c.
Suria Sumantri (2001: 42) mengemukakan secara singkat bahwa penalaran adalah suatu aktivitas berpikir dalam pengambilan
suatu simpulan yang berupa pengetahuan.
Ø Ciri – Ciri Penalaran
a.
Dilakukan dengan sadar
b.
Didasarkan atas sesuatu
yang sudah diketahui
c.
Sistematis
d.
Terarah, bertujuan
e.
Menghasilkan kesimpulan
berupa pengetahuan, keputusan atau sikap yang baru
f.
Sadar tujuan
g.
Premis berupa pengalaman
atau pengetahuan, bahkan teori yang telah diperoleh
h.
Pola pemikiran tertentu
i.
Sifat empiris rasional
II.
Pengertian
Deduksi
Pernalaran
deduksi bertolak dari sebuah konklusi atau simpulan yang didapat dari satu atau
lebih pernyataan yang lebih umum. Simpulan yang diperoleh tidak mungkin lebih
umum dari pada proposisi tempat menarik kesimpulan itu disebut Premis Penarikan
simpulan (konklusi) secara deduksi dapat dilakukan secara langsung dan
dapat pula dilakukan secara tak langsung.
Ø Menarik Simpulan secara Langsung
Simpulan (konklusi) secara
langsung ditarik dari satu premis. Sebaliknya, konklusi yang ditarik dari dua
premis disebut tak langsung.
a.
Semua S adalah P (premis)
Sebagian
P adalah S (simpulan)
Contoh:
Semua
ikan berdarah dingin (premis)
Sebagian
yang berdarah dingin adalah ikan (simpulan)
b.
Tidak satu pun S adalah P (premis)
Tidak
satu pun P adalah S (simpulan)
Contoh:
Tidak
seekor nyamuk pun adalah lalat (premis)
Tidak
seekor lalat pun adalah nyamuk (simpulan)
Ø Menarik Simpulan secara Tidak Langsung
Penalaran deduksi yang berupa penarikan
simpulan secara tidak langsung memerlukan dua premis sebagai data. Dari dua
premis ini akan dihasilkan sebuah simpulan. Contoh :
-
setiap manusia akan mati
-
semua ikan berdarah dingin
-
semua sarjana adalah lulusan
perguruan tinggi
a. Silogisme Kategorial
Silogisme yang terjadi tiga proposisi. Dua
proposisi merupakan premis dan satu proposisi merupakan simpulan. Premis
yang bersifat umum disebut premis mayor dan premis
yang bersifat khusus disebut premisminor. Dalam simpulan terdapat
subjek dan predikat. Subjek simpulan disebut term minor dan predikat
simpulan disebut term mayor. Contoh:
-
Semua manusia bijaksana (premis
mayor)
-
Semua polisi adalah manusia (premis
minor)
-
Jadi, semua polisi bijaksana
b. Silogisme
Hipotesis
Silogisme hipotesis adalah silogisme yang
terdiri atas premis mayor yang berproposisi kondisional hipotesis. Jika premis minornya
membenarkan anteseden, simpulannya membenarkan konsekuen. Kalau premis minornya
menolak anteseden, simpulannya juga menolak konsekuen. Contoh:
-
Jika besi dipanaskan, besi akan memuai
-
Besi dipanaskan
-
Jadi, besi memuai
-
Jika besi tidak dipanaskan, besi tidak akan
memuai
-
Besi tidak dipanaskan
-
Jadi, besi tidak akan memuai
c. Silogisme Alternatif
Silogisme alternatif adalah silogisme nyang
terdiri atas premis mayor berupa proposisi alternatif. Jika premis minornya
membenarkan salah satu alternatif, simpulannya akan menolak alternatif yang
lain. Contoh:
-
Dia adalah seorang kiai atau professor
-
Dia seorang kiai
-
Jadi, dia bukan seorang professor
-
Dia adalah seorang kiai atau professor
-
Dia bukan seorang kiai
-
Jadi, dia seorang professor
d. Entimen
Sebenarnya silogisme ini jarang ditemukan
dal;am kehidupan sehari-hari, baik dalam tulisan maupun lisan. Akan tetapi, ada
bentuk silogisme yang tidak mempunyai premis mayor karena premis mayor itu
sudah diketahui secara umum. Yang belum dikemukakakan hanya premis minor dan
simpulan.Contoh:
-
Semua sarjana adalah orang cerdas
-
Ali adalah seorang sarjana
-
Jadi, Ali adalah orang cerdas
III.
Penalaran Induksi
Penalaran
induksi adalah penalaran yang bertolak dari pernyataan yang bertolak dari pernyataan yang khusus dan menghasilkan simpulan yang umum. Dengan kata
lain, simpulan yang diperoleh tidak lebih khusus dari pada pernyataan (premis).
Penalaran induktif (prosesnya disebut induksi) merupakan proses penalaran untuk
menarik suatu prinsip atau sikap yang berlaku untuk umum maupun suatu
kesimpulan yang bersifat umum berdasarkan atas fakta-fakta khusus.
Ø Keuntungan Menggunakan Penalaran Induktif
-
Pernyataan yang bersifat umum ini bersifat
ekonomis
-
Dari pernyataan yang bersifat umum dimungkinkan
proses penalaran selanjutnya baiksecara induktif maupun deduktif.
a. Generalisasi
Penalaran yang mengandalkan beberapa
pernyataan yang mempunyai sifat tertentu untuk mendapatkan simpulan yang
bersifat umum. Dari beberapa gejala dan data, kita ragu-ragu mengatakan bahwa
“Lulusan sekolah A pintar-pintar.” Hal ini dapat kita simpulkan setelah
beberapa data sebagai pernyataan memberikan gambaran seperti itu. Contoh:
-
Jika dipanaskan, besi memuai
-
Jika dipanaskan, tembaga memuai
-
Jika dipanaskan, emas memuai
-
Jadi, jika dipanaskan, logam memuai.
b.
Analogi
Cara penarikan penalaran dengan membandingkan
dua hal yang mempunyai sifat yang sama. Contoh:
-
Nina adalah lulusan akademi A
-
Nina dapat menjalankan tugasnya dengan baik
-
Ali adalah lulusan akademi A
-
Oleh sebab itu, Ali dapat menjalankan
tugasnya dengan baik
Tujuan
penalaran dengan analogi adalah sebagai berikut :
-
Analogi dilakukan untuk meramalkan kesamaan
-
Analogi digunakan untuk menyingkapkan
kekeliruan
-
Analogi digunakan untuk menyusun klasifikasi.
c. Hubungan Kausal
Penalaran yang diperoleh dari gejala-gejala
yang saling berhubungan, misalnya, tombol ditekan akibatnya bel
berbunyi. Dalam kehidupan kitasehari-hari, hubungan kausal ini sering kita
temukan. Hujan turun dan jalan-jalan becek. Iakena penyakit kanker darah dan
meninggal dunia. Dalam kaitannya dengan hubungan kausal ini, tiga hubungan
antar masalah yaitu sebagai berikut:
·
Sebab Akibat
Sebab
akibat ini berpola A menyebabkan B. Di samping itu, hubungan ini berpola A menyebabkan B, C, D dan seterusnya. Jadi,efek dari suatu peristiwa yang dianggap penyebab kadang-kadang lebih dari satu.
·
Akibat-Sebab
Akibat-sebab
ini dapat kita lihat pada peristiwa seseorang yang pergi ke dokter. Kedokter
merupakan akibat dan sakit merupakan sebab, jadi mirip dengan entimen. Akan tetapi,
dalam pernalaran jenis akibat-sebab ini, peristiwa sebab merupakan simpulan.
·
Akibat-Akibat
Akibat-akibat adalah suatu pernalaran yang menyiratkan
penyebabnya. Peristiwa “akibat” langsung disimpulkan pada suatu “akibat” yang
lain.
d. Salah Nalar
Gagasan, pikiran, kepercayaan, atau simpulan
yang salah, keliru, atau cacat disebut salah nalar. Salah nalar ini disebabkan
oleh ketidak tepatan orang mengikuti tata cara pikirannya. Apabila kita
perhatikan beberapa kalimat dalam bahasa Indonesia secara cermat, kadang-kadang
kita temukan beberapa pernyataan atau premis tidak masuk akal. Kalimat-kalimat
yang seperti itu disebut kalimat dari hasil salah nalar.
http://www.academia.edu/8528755/Penalaran_dan_Definisi